Apa Itu Produk White Label?
Mengutip buku Technopreneurship: Inovasi Bisnis di Era Digital oleh Jamaludin dan kawan-kawan, white label adalah model bisnis yang mirip dengan franchise tetapi pembeli bebas menggunakan brandnya sendiri sebagai label produk, tidak menggunakan brand pemilik. Biasanya perusahaan yang menawarkan bisnis white label akan menjual produknya hanya kepada reseller, bukan kepada konsumen akhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Contoh model bisnis white label misalnya produsen sabun generik menjual produknya ke sepuluh pengecer berbeda. Mengutip buku E-Commerce: Dasar Teori dalam Bisnis Digital oleh M Aldin Akbar dan Siti Nur Alam, setiap pengecer tersebut dapat memberi merek produk sesuai keinginan mereka masing-masing, dengan produk yang sama dan tidak dimodifikasi.
Tidak adanya merek dagang
White labeling dan private labeling adalah metode yang dipraktikkan oleh perusahaan bisnis-ke-bisnis (B2B). Ini berarti bahwa produsen tidak dapat mencantumkan merek dagang pada produk yang dijual dengan white label atau private label.
Pelanggan mungkin menyadari atau tidak menyadari bahwa produk white label atau private label yang mereka beli dari pengecer berasal dari perusahaan lain.
White labeling dan private labeling biasanya merupakan pilihan yang lebih murah daripada pelabelan merek untuk perusahaan yang ingin menjual produk baru.
Pelabelan merek mengacu pada sistem di mana perusahaan menjual produk mereka dengan nama dan merek perusahaan mereka, bukan nama dan merek pengecer mereka.
Karena pelabelan merek sering kali lebih mahal daripada white labeling atau private label, hal ini juga biasanya menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi konsumen.
Baca juga: Faktor yang Memengaruhi Manajemen Produksi: Pembahasan Lengkap
Itulah pembahasan lengkap mengenai white label. Produk white label dapat menguntungkan karena alasan yang sama dengan perusahaan lain: kesesuaian produk dengan pasar, kemampuan untuk mengarahkan lalu lintas, strategi penetapan harga yang tepat, dan manajemen keuangan bisnis yang efektif.
Lakukan perhitungan sebelum memulai bisnis apa pun. Apakah angka-angka Anda masuk akal? Cara berisiko rendah untuk memulai dengan white labeling adalah dengan melakukan print on demand atau dropshipping, karena tidak ada investasi besar dalam inventaris di muka.
Pastikan juga Anda mencatat setiap biaya yang Anda keluarkan dalam proses bisnis untuk mendapatkan informasi keuangan yang valid dan membantu Anda dalam mengambil keputusan penting.
Pastikan Anda menggunakan sistem pembukuan modern seperti software akuntansi Kledo sehingga meringankan beban kerja seperti memantau kesehatan keuangan dan transaksi dalam bisnis.
Jika tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Kledo secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
8 tahun pengalaman di dunia digital marketing dan penulisan terkait bisnis, pemasaran, keuangan, dan akuntansi.
Latest posts by sugi priharto
Cara Mendapatkan Produk White Label
Produk white label biasanya didapatkan dari perusahaan manufaktur, importir, atau toko lain yang juga menjalankan model bisnis white label. Apabila Anda ingin memulai bisnis dengan memasarkan produk white label, pastikan bahwa produsen atau supplier produk tersebut terpercaya. Sebelum memasarkan produk mereka, lakukan langkah berikut.
Demikian penjelasan mengenai produk white label. Jadi, apakah Anda tertarik untuk berbisnis dengan model ini? Pastikan untung dan ruginya ya, detikers. Semoga bermanfaat!
Salah satu cara untuk menjadi bos bagi diri Anda sendiri adalah dengan menjual produk white label yang diproduksi oleh orang lain, yang disesuaikan dengan desain atau merek Anda sendiri.
Menjual produk white label adalah pilihan mudah bagi mereka yang ingin mengikuti tren atau menghindari keharusan membuat atau memproduksi produk sendiri.
Namun apa itu white label? Pada artikel ini kita akan membahasnya secara mendalam beserta contoh dan bedanya dengan private label. Jadi, baca terus sampai selesai.
Persamaan Antara Private Label dan White Label
Terkadang orang bingung membedakan antara private labeling dan white labeling karena kedua proses ini memiliki banyak kesamaan. Berikut adalah kesamaan utama antara private label dan white label:
Gold Winner in Website & Mobile Sites Design 2024
Menghindari biaya di muka yang tinggi
Memilih solusi white label memungkinkan Anda untuk melewati proses produksi dan bahkan mungkin meminta pihak ketiga untuk mengelola pemenuhan atau branding white label.
Memiliki produsen white label yang melakukan pekerjaan ini untuk Anda berarti Anda dapat memasukkan lebih banyak uang ke dalam strategi pemasaran digital untuk menjual lebih banyak produk bermerek.
Beragam model bisnis yang tersedia bisa menjadi opsi bagi kita yang ingin memulai usaha dari nol. Salah satunya white label. Produk white label sendiri merupakan produk yang dijual kembali dari produsen oleh reseller, tetapi boleh menggunakan brand berbeda.
Berikut penjelasan lengkap tentang white label yang dapat menjadi pertimbangan Anda untuk memulai bisnis ini.
Kekurangan White Labeling
Ada beberapa kelemahan dalam mengalihdayakan produksi ke perusahaan white label. Dengan white labeling Anda memiliki:
Modifikasi pada lini produk
private label memungkinkan pengecer membuat perubahan pada lini produk. Perubahan ini biasanya bersifat topikal atau estetika dan tidak memengaruhi fungsi produk.
Misalnya, peritel yang membeli lini produk makeup berprivate label dapat mengubah warna makeup atau kemasannya, tetapi kemungkinan besar tidak akan mengubah bahan makeup.
Akan tetapi, white label tidak mengizinkan peritel untuk mengubah lini produk dari perusahaan lain. white label berarti pengecer hanya dapat menyesuaikan label produk dan bukan bagian dari produk itu sendiri.
Contoh Produk White Label
Banyak perusahaan perangkat lunak menawarkan solusi white labeling yang dapat disesuaikan dan diganti namanya oleh bisnis lain. Misalnya, platform pemasaran email seperti Mailchimp dan Constant Contact menawarkan opsi white label, yang memungkinkan agensi untuk menyediakan layanan pemasaran email dengan nama perusahaan mereka sendiri.
Supermarket dan peritel kotak besar sering menjual produk white label, yang diproduksi oleh pemasok pihak ketiga dan dijual dengan merek supermarket itu sendiri. Misalnya, apakah Anda pernah melihat toko retail serupa dengan Indomaret atau Alfamart?
Produk konsumen ini berkisar dari makanan seperti makanan kaleng dan makanan ringan hingga produk rumah tangga seperti perlengkapan pembersih.
Perusahaan elektronik secara teratur memberi white label pada produk mereka untuk merek lain. Misalnya, produsen mungkin memproduksi smartphone atau tablet untuk perusahaan yang mengubah merek dan menjual perangkat tersebut sebagai milik mereka.
Banyak perusahaan hosting web menawarkan layanan hosting berwhite label. Hal ini memungkinkan retailer untuk menjual paket web hosting dengan nama merek mereka sendiri sementara perusahaan web hosting utama menyediakan infrastruktur dan dukungan hosting yang sebenarnya.
Baca juga: Publisitas: Pengertian, Manfaat, Karakteristik, Jenis, dan Contohnya